XtGem Forum catalog
Patimuan
Kamis, 8 Juli 2011, selepas pulang kerja tiba-tiba handphoneku berdering, itu Ternyata Iskandar, salah satu sahabatku sewaktu kami dulu bekerja bersama-sama disalah satu Swalayan di Kota Ciamis ini, Iskandar mengajaku untuk menemui sahabat kecilnya di Cilacap. tak lama kemudian Iskandar datang kerumahku mengendarai mobil, lalu kami berangkat berdua dari Pangandaran ke Cilacap tepat pada pukul 18.10 selepas sholat Maghrib.
Disepanjang Perjalanan menuju Cilacap, Iskandar bercerita banyak kepadaku tentang pengalaman pahit yang tengah dialaminya,. Iskandar: "Wahyu, Seandainya engkau tahu tentang apa yang tengah terjadi pada diri dan jiwaku saat ini," Wahyu: "Kamu ko Ngomongnya kaya begitu Is, Emang apa yang sedang terjadi padamu?" Iskandar:" Pahit... Sungguh Pahit... Besok Hari minggu aku akan pergi jauh dari kehidupan ini untuk waktu yang cukup lama.aku akan pergi merantau ke Negri Jepang,aku akan coba melupakan kenangan-kenangan pahit yang selama ini aku alami, aku tidak akan menceritakan pengalaman pahit itu padamu wahyu atau pada siapapun biarlah derita ini kuemban sendiri" Wahyu:" Seberapa besar persoalan hidup kamu pasti Allah akan memberikan Jalan keluar, jikalau kamu mau mengubahnya dan kamu meminta kepadaNya, Insyalah terkabul."Iskandar:"Terima kasih Yu, amanatmu akan selalu kuingat" Wahyu: "Ya Sudahlah Is, Jikalau itu sudah menjadi tekat kamu,aku tidak bisa berbuat banyak untukmu,aku hanya bisa berdoa, Semoga Allah memberikan jalan terbaik bagimu,jalan yang bercahaya, yang selalu berada dalam rahmatNya, dan semoga engkau menjadi orang yang bijaksana setelah pulang nanti dari perantauan" Iskandar: "Amin...amin...amin... Sungguh mulia doamu wahai kawan".tak terasa kami tengah menginjakan kaki di Tanah Jawa,tepat pada pukul 18.35 kami sampai di desa Rawa Apu,kecamatan Patimuan- Cilacap, lalu kami berjalan terus menuju tujuan kami ke Gandrung Mangu, walaupun medan kurang mendukung tetapi kami sungguh-sungguh menikmati suasana perjalanan ini, sesaat kami sempat berhenti di Pasar Sidareja - Cilacap, untuk makan malam, lalu kami melanjutkan perjalanan dan sampailah di Gandrung Mangu,tepat pada pukul 20.05, kami sudah sampai dirumahnya Tino,dia adalah saudaranya Iskandar. "tok...tok...tok..." Iskandar mengetuk pintu rumah, tiba-tiba Tino datang dari belakang dan membukakan pintu, Tino sungguh terkejut, "Eh,,,orang Pangandaran,gimana kabar? ada angin apa gerangan bisa sampai disini?" Iskandar:"Angin Topan,,he...he...he... kita cuma mau maen aja" Tino:"Ya sudah ayo masuk"saat pertama kali aku masuk kedalam rumahnya Tino, aku merasakan seperti dirumahku di Pangandaran pada tahun 1998, suasananya masih kuno,banyak wayang-wayang nempel di dinding, dan ada pula lidi aren (Sodo Aren) yang ada didepan pintu,ini dimaksudkan untuk mengusir roh jahat yang hendak memasuki rumah kita, dulu juga dirumahku persis seperti itu namun semakin pesatnya perkembangan tekhnologi,kepercayaan seperti itu sudah terhapuskan.Kami ngobrol banyak didalam tentang apa yang dialami masing-masing. Hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.30 lalu ibunya Tino menyuruh kami makan, lalu kami makan dengan lahapnya, setelah itu tidur. Pagi-pagi sekitar pukul 05.00 selepas sholat shubuh,kami berpamitan pulang pada Tino dan keluarganya. Iskandar: "Tino terima kasih banyak atas jamuanya" Tino:"Justru aku yang seharusnya berterima kasih pada kalian berdua,karena kalianmasih mau ingat dengan kami, Iskandar selamat jalan semoga engkau mendapatkan kehidupan terbaikmu, Semoga Allah tetap bersama kita" Iskandar: "Insyaallah" lalu kami pulang dan sampai di Pangandaran tepat pada pukul 06.30,lalu aku mandi dan sarapan,terus langsung berangkat kerja...http://satriaprumpung.hexat.com/diary/saat_terakhir_bersamanya">©2011 |
SatriaPrumpung| All Right Reserved